urbanstory.id – Di era yang serba digital saat ini, fenomena FOMO (Fear of Missing Out) dan digital burnout semakin mengemuka. Kedua kondisi ini menjadi tantangan bagi banyak orang dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan nyata dan dunia maya.
FOMO membuat individu merasa harus selalu up-to-date dengan informasi dan tren terbaru, sedangkan digital burnout mengindikasikan kelelahan mental akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.
Memahami FOMO dan Dampaknya
FOMO muncul dari ketidaknyamanan ketika seseorang merasa kehilangan momen atau informasi yang sedang diperbincangkan oleh orang lain. Rasa ini dapat menyebabkan tekanan mental yang membuat individu berusaha untuk terus ‘mengejar’ berbagai hal yang mungkin tidak terlalu penting.
Dampak FOMO tidak hanya berpengaruh secara emosional, tetapi juga dapat berdampak negatif pada produktivitas serta kesehatan mental. Ketika individu merasa terdorong untuk terlibat dalam setiap aktivitas, sering kali perhatian terhadap hal-hal yang lebih penting dalam hidup menjadi terabaikan.
Digital Burnout: Ketika Teknologi Jadi Beban
Digital burnout adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan dan stres karena penggunaan teknologi yang berlebihan. Hal ini seringkali dirasakan ketika orang merasa terjebak dalam rutinitas online yang tiada henti, seperti terus-menerus memeriksa email atau media sosial.
Gejala dari digital burnout meliputi kelelahan mental, kehilangan motivasi, hingga hilangnya minat pada aktivitas yang sebelumnya disukai. Semua ini dapat berujung pada penurunan produktivitas serta kualitas hidup secara keseluruhan.
Strategi Bertahan di Era Digital
Menetapkan batasan dalam penggunaan teknologi menjadi salah satu strategi penting untuk bertahan. Mengatur waktu khusus untuk aktivitas online dapat membantu mencegah overload informasi serta menjaga keseimbangan antara kehidupan nyata dan dunia digital.
Selain itu, mengembangkan kesadaran diri juga sangat penting. Mengetahui kapan diri merasa tertekan atau mengalami kelelahan dapat membantu dalam mengambil langkah yang tepat, seperti beristirahat atau beralih ke aktivitas yang lebih relaks dan menyenangkan.
Mengadopsi hobi baru di luar penggunaan teknologi juga sangat dianjurkan. Kegiatan seperti berjalan-jalan, berkebun, atau membaca buku dapat memberikan jeda yang dibutuhkan dari rutinitas digital yang melelahkan.