Toxic Positivity: Memahami, Dampak, dan Cara Menghadapinya dalam Hubungan

Toxic Positivity: Memahami, Dampak, dan Cara Menghadapinya dalam Hubungan

urbanstory.id – Toxic positivity adalah fenomena yang sering ditemui dalam hubungan, di mana emosi negatif diabaikan demi menciptakan suasana positif. Konsep ini bisa berbahaya dan membuat orang merasa tertekan untuk selalu bahagia.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai apa itu toxic positivity, dampaknya dalam hubungan, dan bagaimana cara menghadapinya agar hubungan tetap sehat dan seimbang.

Memahami Toxic Positivity

Toxic positivity merujuk pada sikap optimis yang berlebihan, di mana orang merasa harus selalu memiliki pandangan positif, bahkan dalam situasi sulit. Ini sering kali muncul dalam interaksi sosial, terutama dalam hubungan, di mana satu pihak berusaha menutupi ketidaknyamanan emosional yang dirasakan.

Sebagai contoh, saat pasangan merasa sedih atau cemas, alih-alih mendengarkan dan berempati, rekan mereka mungkin berkata, ‘Cobalah untuk berpikir positif!’ Hal ini bisa membuat yang merasa sedih semakin tertekan karena merasa tidak diperbolehkan untuk merasakan emosi mereka.

Begitu seringnya kita mendengar ungkapan seperti ‘Selalu ada sisi baiknya’ atau ‘Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja’, hingga kita lupa bahwa juga penting untuk mengakui dan merasakan emosi negatif. Toxic positivity tidak hanya membuat keadaan lebih buruk, tetapi juga menjauhkan kita dari kebangkitan dan pengolahan perasaan yang sebenarnya.

Dampak Toxic Positivity dalam Hubungan

Effects dari toxic positivity dapat sangat merugikan bagi hubungan. Pertama, ketika satu orang merasa tidak dapat mengekspresikan perasaannya secara terbuka, itu dapat menyebabkan jarak emosional di antara pasangan.

Kedua, sikap tidak mau menerima emosi negatif juga dapat menciptakan ketidakjujuran di dalam hubungan. Salah satu pasangan mungkin menyembunyikan perasaannya untuk menghindari penilaian atau penghakiman dari pasangannya.

Ketiga, berlanjutnya sikap ini dapat menyebabkan satu individu merasa terisolasi dan tidak dipahami. Tanpa adanya saling pengertian dan dukungan emosional, hubungan dapat menjadi rapuh dan rentan terhadap konflik di masa mendatang.

BACA JUGA:  Dinamika Perubahan Pertemanan di Usia 20-an

Cara Menghadapi Toxic Positivity

Untuk menghindari toxic positivity dalam hubungan, penting untuk menciptakan komunikasi yang terbuka dan jujur. Pasangan perlu merasa nyaman untuk membagikan perasaan mereka tanpa takut dihakimi.

Melatih diri untuk menjadi lebih empatik, seperti mendengarkan tanpa memberikan saran segera, dapat membantu pasangan merasa didengarkan dan dihargai. Mengakui bahwa emosi negatif adalah bagian normal dari kehidupan juga sangat penting.

Di samping itu, mencari bantuan profesional seperti konseling pasangan bisa menjadi langkah yang signifikan. Terapis membantu pasangan memahami dan mengelola perasaan mereka dengan baik, sehingga menciptakan ruang yang lebih aman untuk berbagi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *