urbanstory.id – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memberikan penjelasan terkait perubahan menu makanan bergizi yang kini beralih menjadi camilan di Tangerang Selatan. Kepala BPOM RI, Prof. Taruna Ikrar, menegaskan pentingnya pengawasan kualitas dan keamanan pangan dalam setiap program yang berkaitan dengan gizi masyarakat.
Prof. Taruna Ikrar juga menyoroti tanggung jawab BPOM yang tidak hanya memastikan keamanan makanan bagi anak-anak, tetapi juga mengevaluasi sumber pangan dan fasilitas penyedia makanan.
Komitmen BPOM dalam Pengawasan Pangan
Kepala BPOM RI, Prof. Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa mandat lembaganya mencakup dua aspek utama dalam pengawasan pangan. ‘Tanggung jawab BPOM mencakup dua hal penting. Pertama, kami dilibatkan dalam memastikan sumber pangan yang digunakan aman dan memenuhi standar. Kedua, kami juga mengevaluasi kelayakan dapur tempat makanan disiapkan,’ ujar Taruna.
Menanggapi insiden keracunan makanan yang baru-baru ini terjadi, Taruna menegaskan bahwa BPOM siap bertanggung jawab dalam mitigasinya. Data terakhir menunjukkan adanya 17 kejadian keracunan di 10 provinsi, namun saat ini semua telah terkendali dan penanganan dilakukan dengan cepat.
Perubahan Menu dan Fokus Jangka Panjang
Terkait perubahan menu makan bergizi menjadi camilan, BPOM meminta publik untuk melihat program ini dalam konteks jangka panjang. Menurut Taruna, pemenuhan gizi tidak bisa dinilai dari satu hari saja, melainkan merupakan proses berkelanjutan.
‘Camilan atau bukan, yang penting adalah kandungan gizinya. Pemenuhan gizi tidak bisa dinilai dari satu hari saja. Ini adalah proses berkelanjutan,’ jelasnya. Taruna juga menjelaskan bahwa saat semua sistem sudah siap, nilai gizi dari camilan ini diharapkan dapat setara dengan makan utama.
Aspek Inisiatif dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi
Staf khusus Badan Gizi Nasional (BGN), Redy Hendra Gunawan, memberikan penjelasan terkait pergantian menu menjadi camilan. Ia menjelaskan bahwa inisiatif ini berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di tingkat daerah, sebagai bentuk penyesuaian dengan kondisi libur sekolah.
‘Inisiatif ini berasal dari SPPG di Tangerang Selatan. Mereka tetap berkomitmen menyalurkan makanan bergizi meski para siswa sedang libur,’ ujarnya. Redy juga mengakui bahwa BGN belum memiliki pedoman khusus mengenai pemberian makanan bergizi saat liburan.