urbanstory.id – Di zaman yang serba cepat ini, banyak anak muda di Indonesia merasakan ketakutan untuk berkomitmen dalam hubungan. Fenomena ini menarik untuk dibahas, mengingat perubahan perspektif tentang cinta dan hubungan di kalangan generasi muda.
Berbagai faktor mulai dari tekanan sosial hingga pengalaman pribadi turut berkontribusi pada rasa takut ini. Mari kita telusuri lebih dalam apa yang menyebabkan anak muda enggan menjalin komitmen.
Tekanan Sosial dan Harapan Masyarakat
Salah satu faktor utama yang membuat anak muda takut berkomitmen adalah tekanan sosial. Budaya sosial di Indonesia seringkali menuntut standar tertentu dalam hubungan, seperti harus menikah pada usia tertentu atau memenuhi ekspektasi dari keluarga.
Dengan adanya harapan yang tinggi tersebut, anak muda merasa tertekan dan akhirnya memilih untuk tidak berkomitmen. Mereka lebih memilih untuk menikmati kebebasan yang mereka miliki tanpa dibebani oleh komitmen yang dianggap bisa membatasi.
Pengalaman Masa Lalu yang Menghantui
Tak sedikit anak muda yang membawa bekas luka dari hubungan di masa lalu. Pengalaman pahit, seperti ditinggalkan atau disakiti, seringkali meninggalkan trauma yang membuat seseorang ragu untuk menjalin hubungan serius lagi.
Mereka khawatir akan mengulangi kesalahan yang sama dan merasakan sakit hati yang sama. Akibatnya, mereka memilih untuk menjaga jarak dari komitmen dan lebih memilih hubungan yang kasual.
Kemandirian dan Kebebasan Berbicara
Generasi muda saat ini lebih mengutamakan kemandirian dan kebebasan dalam hidup mereka. Banyak anak muda yang merasa bahwa komitmen justru akan menghambat pencapaian cita-cita dan kebebasan mereka untuk mengeksplorasi diri.
Mereka lebih fokus pada pengembangan karir dan hidup sosialnya, sehingga komitmen dalam hubungan tidak selalu menjadi prioritas. Keberhasilan pribadi menjadi lebih penting daripada harus berkomitmen dalam sebuah hubungan.