urbanstory.id – Film animasi berjudul ‘Merah Putih: One For All’ dijadwalkan tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 14 Agustus 2025. Trailer film ini telah viral di media sosial, menarik perhatian banyak netizen dan penggemar film.
Dihadirkan oleh Perfiki Kreasindo, film ini diharapkan dapat menyuguhkan perspektif baru mengenai tema kebangsaan. Meski begitu, tidak sedikit netizen yang mempertanyakan kualitas film ini dan membandingkannya dengan film lain yang telah lebih dulu mendapat perhatian positif.
Detail Produksi Film Animasi
Film ‘Merah Putih: One For All’ disutradarai dan ditulis oleh Endiarto dan Bintang, dengan Toto Soegriwo sebagai produser. Sonny Pudjisasono juga berperan sebagai produser eksekutif, memberikan sentuhan profesional dalam pembuatan proyek ini.
Dengan anggaran pembuatan mencapai Rp 6,7 miliar, proyek dimulai pada bulan Juni 2025, hanya sebulan sebelum tayang. Ini mencerminkan ambisi besar dari tim produksi meskipun informasi mengenai Perfiki Kreasindo terbatas dan situs resmi mereka tidak dapat diakses.
Tema kebangsaan yang diusung film ini menjadi sorotan karena jarang diangkat dalam karya animasi, dan diharapkan bisa memberdayakan generasi muda untuk lebih mencintai Indonesia.
Respon dan Kritik Netizen
Setelah trailer diterbitkan, berbagai reaksi muncul dari netizen, banyak di antara mereka yang tidak segan untuk mengemukakan kritik. Beberapa bahkan membandingkan film ini dengan ‘Jumbo’, yang juga viral dan mendapat apresiasi tinggi dari penonton.
Produser Toto Soegriwo tampaknya tidak tinggal diam atas berbagai kritik tersebut. Dalam unggahan Instagram, ia mengajak netizen untuk bersikap lebih positif dengan menyatakan, ‘Senyumin aja. Komentator lebih pandai dari pemain. Banyak yang mengambil manfaat juga kan? Postingan kalian jadi viral kan?’.
Kritik datang tidak hanya dari segi teknis, tetapi juga dalam aspek cerita. Walaupun film ini berfokus pada pesan kebangsaan, pelaksanaan cerita dan kualitas animasi menjadi perhatian utama dari penikmat film di tanah air.
Sinopsis dan Pesan Film
‘Merah Putih: One For All’ berlatar di sebuah desa menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia. Dalam film ini, sekelompok anak terpilih menjadi ‘Tim Merah Putih’ yang memiliki tugas menjaga bendera pusaka.
Namun, menjelang upacara 17 Agustus, bendera tersebut hilang secara misterius. Petualangan mereka dalam mencari bendera yang hilang mencerminkan tema utama film terkait keragaman budaya dan persatuan.
Film ini berupaya mendorong generasi muda untuk memahami arti penting kebersamaan, dengan mencoba mengeksplorasi tema ‘bhinneka tunggal ika’, meski harus menghadapi tantangan dalam aspek kualitas presentasi.
