urbanstory.id – Ketegangan yang semakin meningkat di Timur Tengah kini berdampak pada keberangkatan jemaah umrah asal Indonesia. Pembatalan penerbangan berlangsung setelah serangan balasan Iran ke pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar.
Muhammad Firman Taufik, Ketua Umum Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH), menegaskan bahwa pembatalan ini berpotensi mengganggu perjalanan jemaah umrah yang hendak menuju Arab Saudi.
Dampak Serangan ke Pangkalan Militer AS
Serangan rudal Iran ke Al Udeid, Qatar, berimbas signifikan pada penerbangan internasional, termasuk dari Indonesia. Firman menjelaskan, maskapai yang terbang ke dan dari Timur Tengah telah mengumumkan pembatalan penerbangan yang berdampak pada jemaah haji dan umrah.
Ketegangan ini berpotensi mengakibatkan pembatalan atau penjadwalan ulang penerbangan di waktu-waktu mendatang. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya persiapan para jemaah dan calon jemaah untuk menghadapi situasi darurat yang mungkin tiba-tiba terjadi.
Status Hukum Pembatalan
Dalam situasi seperti ini, Firman mengungkapkan bahwa pembatalan atau penjadwalan ulang dapat dipandang sebagai force majeure. Dengan kata lain, jemaah yang terpaksa membatalkan perjalanan tidak akan dikenakan biaya tambahan yang memberatkan.
Ia juga menjelaskan bahwa dengan sinyal ketegangan yang berkepanjangan, jemaah perlu memahami kemungkinan pembatalan serta ekspektasi mengenai biaya yang mungkin timbul dari situasi ini.
Koordinasi dengan Pihak Maskapai
HIMPUH menghimbau agar anggota yang masih berada di Arab Saudi terus berkomunikasi dengan maskapai penerbangan. Dalam situasi penundaan, maskapai diwajibkan untuk menyediakan akomodasi dan biaya konsumsi bagi para jemaah.
Bagi jemaah yang sedang dalam proses pemulangan dan berada di negara transit, penting untuk segera berkomunikasi dengan KBRI atau KJRI setempat. Ini bertujuan agar data jemaah tercatat dengan baik untuk memudahkan penanganan dan proses pemulangan.
