urbanstory.id – Lonjakan kasus demam berdarah Dengue (DBD) saat ini menjadi perhatian serius di Indonesia. Hingga pekan ke-25 tahun 2025, Kementerian Kesehatan mencatat 79.843 kasus DBD, dengan 359 kematian.
Angka ini menunjukkan bahwa DBD bukan lagi sekadar penyakit musiman yang bisa dianggap sepele. Di tingkat global, lebih dari 14 juta kasus DBD tercatat pada tahun 2024, menjadikannya yang tertinggi dalam satu dekade.
Kondisi DBD di Indonesia dan Dampaknya
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, kelompok usia 15-44 tahun paling sering mengalami infeksi DBD. Sementara itu, anak-anak dan remaja berusia 5-14 tahun memiliki angka kematian tertinggi.
Indonesia juga mencatat beban disability-adjusted life years (DALYs) tertinggi akibat Dengue pada tahun 2021, ini menunjukkan dampak serius penyakit ini terhadap kesehatan masyarakat.
Dengan situasi ini, DBD menjadi masalah kesehatan publik yang perlu perhatian ekstra. Dokter spesialis anak konsultan neurologi, Atilla Dewanti, mengungkapkan bahwa ‘Dengue itu bukan penyakit musiman, virusnya ada sepanjang tahun dan bisa menyerang siapa saja, di mana saja, tanpa memandang usia atau gaya hidupnya’.
Gejala dan Risiko DBD
Gejala DBD sering menyerupai flu, seperti demam tinggi mendadak, nyeri kepala, mual, muntah, serta nyeri otot dan sendi. Jika tidak segera dikenali dan ditangani, penyakit ini dapat berkembang menjadi dengue shock syndrome (DSS) yang memiliki risiko tinggi.
Hal ini menjadi perhatian serius karena DSS dapat menyebabkan perdarahan hebat dan penurunan drastis tekanan darah yang berujung pada kematian. Dalam konteks ini, kesadaran masyarakat akan gejala DBD sangat penting untuk meningkatkan kemampuan deteksi dini.
Atilla menekankan bahwa infeksi dengue dapat terjadi lebih dari satu kali akibat keberadaan empat serotipe virus yang berbeda. ‘Seseorang yang sembuh dari satu jenis virus dengue hanya kebal terhadap serotipe itu saja’, tambahnya.
Upaya Pencegahan dan Vaksinasi
Dalam menghadapi lonjakan kasus ini, pencegahan menjadi kunci utama. Menerapkan 3M Plus – menguras, menutup, dan mendaur ulang tempat-tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk – adalah langkah yang disarankan.
Selain itu, vaksin Dengue yang kini tersedia dapat menjadi alternatif perlindungan untuk anak-anak dan orang dewasa. Atilla menyarankan agar untuk mendapatkan perlindungan optimal, individu perlu mendapatkan vaksin sesuai dengan dosis dan jadwal yang dianjurkan dokter.
Namun, perlu diingat bahwa hingga saat ini belum ada obat khusus untuk DBD. Penanganan yang ada saat ini masih bersifat simptomatik, yang hanya dapat meredakan gejala tanpa mengeliminasi virus.