urbanstory.id – FOMO, atau Fear of Missing Out, semakin sering disebut sebagai salah satu fenomena sosial di era digital. Kondisi ini menyiratkan kecemasan individu terkait ketertinggalan akan informasi atau momen penting yang terjadi di sekitarnya.
Khususnya di kalangan generasi milenial dan Gen Z, FOMO berperan besar dalam cara berinteraksi dan berhubungan dengan informasi sehari-hari.
Apa Itu FOMO?
FOMO, singkatan dari Fear of Missing Out, menggambarkan perasaan cemas akan ketinggalan momen atau informasi penting. Fenomena ini berkembang pesat bersamaan dengan meningkatnya penggunaan media sosial yang memungkinkan akses instan ke kehidupan orang lain.
Banyak yang merasa tertinggal dan terasing ketika tidak mampu menjaga kehadiran mereka dalam tren terbaru, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa FOMO dapat memicu stres, kecemasan, dan menurunkan kesejahteraan hidup.
Namun, FOMO bukan hanya dialami secara online tetapi juga dalam interaksi langsung ketika merasa tidak diundang ke acara teman atau melewatkan liburan bersama. Budaya membagikan setiap momen di media sosial semakin memperkuat tekanan ini, seakan setiap orang harus selalu tahu dan terlibat dalam semua hal.
Kebanyakan orang terdorong untuk membandingkan hidup mereka dengan hidup orang lain, memperparah perasaan tidak puas dan kecemasan terkait FOMO.
Dampak Negatif FOMO
Meski terlihat seperti kekhawatiran biasa, FOMO dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental individu. Mereka yang sering merasa FOMO cenderung mengalami masalah tidur, depresi, dan penurunan konsentrasi.
Keinginan untuk selalu terhubung di media sosial agar tidak ketinggalan informasi dapat mengganggu waktu istirahat dan produktivitas seseorang. Hal ini oleh karena kecenderungan untuk mengecek perangkat mereka lebih sering lagi.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mengalami FOMO cenderung kurang bersyukur dan lebih fokus pada apa yang tidak mereka miliki. Dampaknya, suasana hati menjadi tidak stabil dan dapat memengaruhi hubungan sosial.
Ketidakstabilan ini disebabkan oleh upaya untuk terus mengikuti tren daripada menghargai momen yang hadir saat ini.
Menghadapi FOMO di Era Digital
Untuk menghadapi FOMO, penting untuk memiliki prioritas dan membatasi paparan media sosial. Mulai dengan mengatur waktu penggunaan alat digital dan tidak selalu menekankan semua aktivitas online bisa menjadi langkah awal yang baik.
Melakukan aktivitas yang memberi rasa puas dan bahagia di luar dunia maya seperti hobi atau kegiatan luar ruangan dapat mengurangi perasaan FOMO. Fokus pada kualitas hubungan dengan orang sekitar juga merupakan solusi efektif.
Selain itu, komunikasi juga memainkan peran penting dalam menanggulangi FOMO. Dengan berbagi kecemasan atau perasaan tertekan dengan teman, kita bisa mendapatkan dukungan emosional yang bermanfaat.
Seiring perkembangan teknologi, mengendalikan dan sadar akan penggunaan media serta pemahaman atas emosi pribadi merupakan langkah penting untuk menghadapi FOMO dengan lebih baik.