Menghadapi Rasa Stagnasi di Era Digital

Menghadapi Rasa Stagnasi di Era Digital

urbanstory.id – Di tengah arus informasi yang tak pernah berhenti, banyak dari kita merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton. Setiap hari, dunia di luar terus bergerak, namun kita merasa seperti berada di tempat yang sama.

Dampak Teknologi Terhadap Kegiatan Sehari-hari

Teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan hadirnya media sosial, kita dapat melihat aktivitas orang lain, seolah-olah dunia berada dalam genggaman tangan, namun membuat kita kehilangan sentuhan nyata.

Kita terhubung dengan berbagai informasi, tetapi bisa jadi itu juga yang membuat kita merasa terasing. Suara riuh dari ponsel dan notifikasi mungkin membuat kita merasa aktif, padahal realitasnya sangat berbeda.

Banyak orang menghabiskan waktu berjam-jam scrolling di media sosial, tetapi tetap merasa kosong. Kegiatan ini tanpa disadari dapat membuat kita tidak menyadari waktu yang berlalu dan menekan adanya tindakan nyata.

Ritme Hidup yang Memberatkan

Rutinitas sehari-hari yang padat sering kali membuat kita merasa lelah secara mental dan fisik. Jika tidak diolah dengan baik, perasaan jenuh dapat menyebabkan kita merasa terperangkap.

Mungkin kita merasa sudah melakukan banyak hal, tetapi sebenarnya hanya berputar di tempat. Kesibukan terkadang membuat kita lupa untuk memberikan ruang bagi diri sendiri untuk beristirahat.

Kondisi ini bisa diperburuk oleh ekspektasi sosial yang tidak realistis. Misalnya, standar prestasi yang ditampilkan di media dapat membuat kita merasa tidak cukup baik jika tidak mengikuti jejak orang lain.

Mengatasi Perasaan Stagnasi

Salah satu cara untuk mengatasi perasaan stagnasi adalah dengan mengeksplorasi minat dan hobi baru. Menemukan sesuatu yang menyenangkan dapat memberi warna baru dalam hidup yang mungkin terasa monoton.

Selain itu, penting untuk membatasi waktu di media sosial. Dengan mengurangi konsumsi informasi yang mengganggu, kita bisa lebih fokus pada diri sendiri dan tujuan hidup.

BACA JUGA:  Menelusuri Konsep Reparenting: Membantu Anak Muda Mengatasi Trauma Masa Kecil

Berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita, walaupun dalam kapasitas yang kecil, juga bisa menjadi langkah awal untuk memecah kebuntuan. Terkadang, sebuah percakapan sederhana dapat membuka perspektif dan memberi motivasi baru.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *